top of page

BUNUH DIRI: FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB, CARA YANG DITEMPUH DAN RESPONS KOMUNITAS

Karakter pelaku bunuh diri tidak mengenal jenis kelamin, artinya bunuh diri dilakukan oleh baik laki-laki maupun perempuan bisa melakukan tindakan bunuh diri, walaupun jumlah laki-laki masih lebih banyak dari perempuan. Juga, bunuh diri tidak hanya dilakukan oleh orang berusia lanjut tetapi juga remaja bahkan anak-anak, tidak hanya oleh orang dari lapisan bawah melainkan juga orang yang kaya raya. Bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa saja. Usia pelaku bunuh diri merentang antara 12 hingga 80 tahun. Data penting yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya jumlah anak-anak yang melakukan bunuh diri altruistik yang sebagian muncul karena perasaan malu.

  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Banyak faktor pemicu yang dapat mendorong semakin mening-katnya angka kematian karena bunuh diri khususnya pada anak usia sekolah. Salah satu faktor adalah ekonomi. Nampaknya anak atau remaja zaman sekarang daya juang dirinya sangat lemah dibandingkan dulu yang lebih kreatif menciptakan sesuatu untuk menyenangkan diri. Sekarang mereka cenderung mudah mendapatkan sesuatu, sehingga di saat tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan, akan merasa kesulitan. Perempuan yang melakukan bunuh diri rata-rata adalah ibu rumah tangga yang merasa dikecewakan oleh pacar atau suaminya, tidak memiliki pekerjaan atau sebelumnya bekerja dan mengalami PHK, Sementara orang yang sudah cukup tua, mela-kukan bunuh diri karena diabaikan keluarga atau menderita sakit yang menahun. Di sini nampak bahwa rendahnya integrasi, atau sebaliknya tekanan yang berlebihan pada individualisme atau kurangnya ikatan sosial yang cukup dengan kelompok.

  • Cara yang ditempuh

Penelitian ini menemukan bahwa bunuh diri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang dipandang klasik dan biasanya berhasil adalah dengan gantung diri menggunakan tali, sarung, pakaian, sprei ataupun ikat pinggang. Cara ini dilakukan baik oleh perempuan maupun laki-laki, juga oleh anak-anak belasan tahun.Dengan menggunakan alat tersebut, biasanya korban akan berhasil melaksanakan niatnya. Selain itu cara lain adalah meminum obat serangga, terjun dari gedung bertingkat, membakar diri, melukai tubuh dengan benda tajam hingga menjatuhkan diri ke sumur.

Pendampingan atau pemberian semangat dari keluarga dan orangorang di sekitarnya untuk membantumeningkatkan kepercayaan dirinya. Sedangkan pada mereka yang rapuh egonya, bisa diatasi dengan mema-hami mengapa individu mengalami fenomena tersebut. Sejumlah institusi sosial dan keagamaan perlu terus mengupa-yakan pembinaan mental dan menga-tasi depresi. Sisi ruang batin yang kosong dan terluka inilah yang menjadi persoalan individu maupun masyarakat. Memulihkan luka batin, mengampuni, dan memaknai hidup adalah bagian terpenting kehidupan yang jauh lebih berharga daripada membunuh diri.

 

Referensi

Humsona, Rahesli. (2004). Bunuh Diri : Faktor-faktor Penyebab, Cara Yang Ditempuh dan Respon Komunitas. Jurnal Sosiologi Dilema, 59-66.

  • Facebook - White Circle
  • Pinterest - White Circle
  • Instagram - White Circle

© 2023 by Jade&Andy. Proudly created with Wix.com

bottom of page